JAKARTA, WB – Beberapa wilayah pesisir di Indonesia mengalami banjir rob akibat laut pasang sehingga menimbulkan kerugian dan mengganggu aktivitas masyarakat. Tercatat kejadian banjir rob dalam tiga hari terakhir menggenangi kawasan pesisir di Belawan Medan Bali seperti di Pantai Kuta, Karangasem, Selatan, Jembrana, Gianyar dan Sanur Jakarta Utara Kecamatan Singkil Utara dan Pantai Pulau Sarok, Kabupaten Singkil, Meulaboh Kab Aceh Barat, Kecamatan Kraksaan Kab Probolinggo, Kabupaten Pesisir Selatan, Kecamatan Blanaan Kab Subang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Gresik dan Kecamatan Adipala Kab Cilacap.
“BMKG memprediksi hingga dua hari ke depan atau (9/6/2016), banjir akibat laut pasang atau rob masih akan terjadi di pesisir laut Samudera Hindia, khususnya di sekitar selatan Jawa, selatan Papua, Sumatera sebelah barat. Sesungguhnya tidak ada yang peristiwa alam yang istimewa dalam sejumlah banjir rob yang terjadi belakangan ini. Ini siklus pasang surut air laut biasa, hanya saja ada tekanan angin yang membuat gelombang jadi lebih tinggi dibandingkan sebelumnya,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan di Jakarta, Selasa (7/6).
Sedangkan kawasan pantai utara Jawa banjir rob lebih dominan disebabkan pengaruh faktor topografi dan naiknya muka air laut. Banjir rob di Jakarta Utara disebabkan tanggul pantai di Pantai Marina Kelurahan Penjaringan yang tidak mampu menahan kekuatan air pasang. Saat ini rob masih menggenangi daerah di Marunda, Cilincing, Pelabuhan Muara, Penjaringan.
Begitu pula halnya banjir rob di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah sudah berlangsung sejak 27/5/2016 hingga sekarang. Sebanyak 891 jiwa masyarakat mengungsi di 11 titik pengungsian. Sekitar 5.937 unit rumah terendam banjir rob di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto dan Siwalan. BNPB telah menyerahkan bantuan Rp 565 juta kepada BPBD Kab Pekalongan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi. Di Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, banjir rob juga menyebabkan 590 jiwa masyarakat mengungsi.
Kawasan pantai Utara Jawa, khususnya di Jakarta Utara dan Kota Semarang, banjir rob berada di kawasan yang lebih rendah dibandingkan permukaan air laut. Daerah ini secara alamiah memang lebih rendah dari pada muka air laut saat pasang tertinggi.
“Jakarta menghadapi rob yang sangat serius. Ancaman rob akan makin meningkat di masa mendatang. Hal ini disebabkan adanya penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menurun tanpa bisa dikendalikan,” terang Sutopo.
“Dari hasil pengukuran tahun 1925-2010, permukaan air laut Jakarta selalu naik setiap tahun. Kenaikannya rata-rata 0,5 sentimeter (cm) per tahun. Sebaliknya, laju penurunan muka tanah Jakarta mencapai 5 cm hingga 12 cm per tahun di sejumlah titik selama tiga dekade terakhir. Kondisi itu yang menyebabkan akumulasi permukaan air laut yang menggenangi tanah Jakarta jadi lebih tinggi,” tandas Sutopo. []