JAKARTA, WB – Untuk kesekian kalinya longsor kembali terjadi di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara pada Kamis (24/3/2016) pukul 19.00 WIB.
“Wilayah di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, memang rawan longsor. Kondisi geologi dan topografi secara alamiah memang mudah terjadi longsor,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jakarta, Jumat (25/3).
“Kemudian longsor kedua pada tempat yang sama terjadi pada Humas (25/3/2016) pukul 01.30 WIB, yang kemudian diikuti longsoran ketiga pada pukul 06.00 WIB,” imbuhnya.
Sutopo mengatakan longsor terjadi pada area yang cukup luas yaitu 5 hektar tanah bergerak sejauh 1,2 km. Tipe longsoran yang terjadi adalah longsoran merayap (soil creep) yang bergerak secara perlahan-lahan sehingga masyarakat dapat mengantisipasi melakukan evakuasi.
Longsor pada pagi tadi menyebabkan 9 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, 2 rumah rusak ringan, dan 29 rumah terancam longsor susulan. Sebanyak 158 jiwa warga RT 3-5 RW 1 mengungsi ke SD 2 Clapar, Madukara.
Sebanyak 300 personil gabungan dari BPBD Kabupaten Banjarnegara bersama Kodim 0704 Banjarnegara, Polres Banjarnegara, Banser, PMI, Tagana, Bela Negara, dan relawan membantu evakuasi warga ke tempat yang aman.
“Gubernur Jawa Tengah telah memerintahkan BPBD Provinsi Jateng dan BPBD terdekat seperti BPBD Kab Wonosobo, Banyumas, Purbalingga dan Cilacap membantu evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi. Logistik dan peralatan dikerahkan ke lokasi. Pokso Aju, posko pengungsian, dan dapur umum telah didirikan,” kata Sutopo.
Kondisi terkini, tanah terus bergerak. Listrik dimatikan dan akses jalan utama Kabupaten Banjarnegara Pagentan melalui Madukara terputus total. Daerah di sekitar longsor dikosongkan untuk mengantisipasi longsor susulan mengingat area longsor cukup luas. Dengan kondisi seperti itu sudah tidak layak untuk menjadi permukiman karena tanah sangat labil dan membahayakan. [ ]