JAKARTA, WB – Kalau kita melihat kebelakang para wanita zaman dahulu saat haid atau menstruasi tiba menggunakan kain handuk (handuk yang tidak terpakai dipotong kecil-kecil). Mungkin, kebiasaan ini bisa menjadi alternatif para wanita masa kini yang terbiasa mengenakan pembalut.
Seperti kita ketahui belum lama ini Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) menemukan adanya pemakaian zat klorin atau pemutih di sebagian besar pembalut dan pantyliner yang beredar di dalam negeri. Bahkan, dari sekian banyak pembalut yang beredar hampir seluruhnya tidak aman dan mengandung racun.
Kalau tidak ada kain handuk bisa juga menggunakan pembalut kain. Benda ini sudah banyak dijual di toko warnanya lucu-lucu dan bahannya nyaman. Bentuknya kain dan kancing fungsinya serupa dengan ‘wings’ yang direkatkan dengan kancing.
Alternatif ketiga, Tampons. Pemakain tampons ini harus dimasukkan ke dalam vagina. Namun, sebagian wanita ragu menggunakan Tampons lantaran takut tidak perawan lagi.
Keempat Cangkir menstruasi. Sayangnya Tampons dan cangkir menstruasi belum dijual di Indonesia. Cangkir ini dapat digunakan untuk menampung darah selama wanita mengalami menstruasi ini bernama Lily.
Cara penggunaan Lily mirip dengan tampon, dengan memasukkannya pada vagina. Dibanding 2 produk pendahulunya: pembalut dan tampon, Lily lebih ramah lingkungan karena bisa digunakan ulang. Lily bisa digunakan hingga 10 jam. Bila sudah penuh, Anda bisa membuang isinya dan mencucinya untuk kemudian digunakan kembali. []