MYANMAR, WB – Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, dipastikan memenangkan satu kursi parlemen. Suu Kyi berhasil mendapatkan kursi parlemen dari daerah pemilihan Kawhmu.
Merujuk pada data penghitungan sementara terakhir, partai pimpinan Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), telah mengamankan 163 dari 182 kursi di Pyidaungsu Hluttaw, parlemen negara tersebut, Rabu (11/11/2015).
Sebelumnya, Suu Kyi juga sudah memprediksi bahwa partainya akan menghimpun cukup suara untuk membentuk parlemen.
Hingga kini, belum diketahui pasti hasil akhir dari pemilu yang diselenggarakan pada Minggu (8/11) lalu ini. Namun, Suu Kyi mengaku optimistis bahwa partainya akan menang.
Juru bicara NLD, Win Htein, mengatakan usai rapat di rumah Suu Kyu, Selasa (10/11), bahwa pemerintah tengah memainkan taktik licik untuk menjegal kemenangan mereka.
“Komisi pemilihan umum dengan sengaja menundanya karena mereka ingin memainkan semacam trik. Tidak masuk akal mereka merilisnya sedikit demi sedikit, seharusnya tidak seperti itu. Mereka tidak jujur,” kata Htein.
Belum ada komentar dari komisi pemilihan umum Myanmar terkait tuduhan penundaan hasil pemilu. Namun, pernyataan NLD memunculkan kekhawatiran pemerintah Myanmar yang didominasi militer akan kembali mengulang sejarah tahun 1990.
NLD diprediksi menang telak dalam pemilu kali ini. Namun Suu Kyi tidak akan bisa menjadi presiden karena terganjal undang-undang bentukan junta militer yang melarang seseorang yang memiliki pasangan atau anak berkewarganegaraan asing memimpin negeri. Suami Suu Kyi adalah warga Inggris, pun kedua anaknya.
Suu Kyi menyadari tidak akan bisa menjadi presiden. Karena itu dia akan menunjuk presiden boneka dan berada “di atas presiden.”[]