JAKARTA, WB – Rupiah bergerak lemah sebesar 113 poin. Rupiah menjadi Rp13.531 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.418 per dolar AS, Jumat (16/10/2015).
“Nilai tukar negara-negara berkembang, termasuk rupiah terpengaruh oleh data Amerika Serikat sehingga tertekan terhadap dolar AS. Data indeks harga konsumen inti AS periode September menunjukan peningkatan sebesar 0,2 persen, lebih tinggi dari estimasi kalangan analis,” ujar Kepala Riset Monex Investindo, Ariston Tjendra, Jumat (16/10/2015).
Menurutnya data laporan seperti defisit anggaran Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2015 yang mengecil menjadi 439 miliar dolar AS dari periode sebelumnya yang defisit sebesar US$483 miliar menambah sentimen positif bagi dolar AS untuk kembali terapresiasi terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Data sentimen konsumen hasil survei University of Michigan yang menunjukan kenaikan menambah dorongan bagi dolar AS.
“Diperkirakan dolar AS akan lanjutkan penguatan ke depannya,” jelas dia. Kendati demikian, Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi mengalami penguatan kembali menyusul adanya harapan positif dari paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan.
“Melalui paket kebijakan itu diharapkan perekonomian Indonesia tumbuh lebih baik ke depannya,” tandasnya.[]