JAKARTA, WB – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahan karena minimnya sentimen positif ditambah adanya penurunan nilai tukar rupiah yang sempat menembus angka Rp 14.450 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan sebelumnya bursa saham di Asia ditutup sangat bergairah dipimpin oleh indeks di China yang rebound pasca spekulasi pemerintah yang berhasil mengurangi risiko terkait pinjaman marjin non-broker.
“Selain itu sentimen global dari The Fed yang diperkirakan memberi kepastian terhadap kebijakannya membuat investor sedikit tenang dan optimistis,” jelasnya dalam riset, Kamis (17/9).
Namun IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah 14,65 poin atau sebesar 0,34 persen ke level 4.332. Lanjar menilai hal itu akibat kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga pada akhir perdagangan sebesar 0,35 persen.
“Selain itu faktor kekecewaan investor terhadap neraca perdagangan yang jauh dibawah ekspektasi serta aksi tunggu investor terhadap perubahan suku bunga yang akan dirilis membuat perdagangan cenderung terkonsolidasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, menurutnya bursa Eropa dibuka sangat bergairah setelah beberapa emiten naik cukup tinggi dan penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri dan pertambangan.
“Sentimen selanjutnya yang menjadi fokus investor diantaranya masih seputar hasil pertemuan The Fed dengan kebijakan suku bunganya, tingkat pengangguran di AS, dan tingkat suku bunga di Indonesia. Diprediksikan IHSG masih akan tertahan hingga melemah dengan range pergerakan 4.270-4.350,” kata Lanjar.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan dalam perdagangan sebelumnya, pelemahan dipicu respons negatif pelaku pasar terhadap kembali melemahnya nilai tukar Rupiah.
“Padahal laju bursa saham Asia dan pembukaan pasar saham Eropa berada di zona hijau,” ujarnya
Ia memprediksi IHSG berada pada rentang support 4.300-4.315 dan resisten 4.348-4.385. Laju IHSG di area target support 4.317-4.328 dan sempat menyentuh target resisten 4370-4388 namun, tidak kuat dan berbalik melemah.
“Anomali kembali diperlihatkan laju IHSG dimana sejumlah bursa saham regional berada di zona hijau namun, IHSG tetap berada di zona merah,” ujarnya.
Reza menjelaskan, peluang untuk menguat pun menjadi lebih tipis terkecuali pelaku pasar berbalik melakukan aksi beli melebihi aksi jual yang telah dilakukan.
“Kami masih berharap agar pelemahan dapat lebih tertahan agar IHSG tidak kembali ke lembah merah yang lebih dalam. Untuk itu, tetap mewaspadai adanya sentimen yang dapat berimbas negatif pada laju IHSG,” ujarnya. []