JAKARTA, WB – Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal (Purn) Chappy Hakim meluncurkan buku berjudul “Tanah Air dan Udaraku Indonesia”. Dalam bukunya, Chappy mengurai pentingnya membangun kedaulatan wilayah udara Indonesia, sebagai salah satu persiapan menghadapi ancaman global kedepan.
Dalam sambutannya, Chappy menjelaskan bahwa penguasaan wilayah udara merupakan salah satu metode pertahanan yang mempunyai pengaruh besar.
“Banyak defisni tentang kedaulatan. Namun, pengertian mudahnya adalah hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah. Dan dalam hal ini adalah wilayah udara Indonesia,” papar Chappy, di Gramedia, Matraman, Jakarta, Rabu (29/7/2015).
Dikatakan Chappy, saat ini ancaman terhadap keamanan negara kian sulit. Apalagi berkaca pada serangan teroris terhadap menara kembar di Amerika Serikat, yang dilakukan dengan menggunakan pesawat komersil.
“Saat ini masih banyak penerbangan tanpa izin melintas di wilayah udara Indonesia. Peristiwa Bawean pada 2003, pesawat Amerika bisa masuk tanpa izin di wilayah NKRI,” sesal Chappy.
Ia juga menambahkan, Indonesia memiliki wilayah strategis yang berpotensi datangnya serangan secara tiba-tiba. Dan sayangnya ancaman udara tersebut belum diikuti pengelolaan wilayah udara yang dilakukan secara maksimal.
Lewat bukunya itu, Chappy berupaya membagikan pandangannya seputar isu-isu pertahanan dan kedaulatan wilayah udara Indonesia. Kata dia, kekuatan maritim tidak akan pernah dapat tercapai tanpa diiringi dengan penyelenggaraan air superiority dan air supremacy.
Dalam peluncuran buku Chappy tersebut, hadir beberapa pimpinan lembaga tinggi negara, seperti Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhie Purdijatno, dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, Megawati Soekarnoputri dan mantan Kepala BIN Hendropriyono.[]